Ancaman bencana akibat kerusakan ekologis maupun bencana alam patut untuk dijadikan sebagai bagian mata pelajaran di tingkat sekolah dasar. Ini seiring dengan kondisi daerah rawan bencana saat ini yang mencakup wilayah 83 persen. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Chalid Muhammad, Selasa (1/4), dalam peluncuran buku Bersahabat dengan Ancaman di Jakarta.
”Ancaman bencana di Pulau Jawa saat ini menghadapi laju peningkatan banjir yang tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Buku ini memiliki kontribusi untuk mengenalkan adanya ancaman bencana bagi anak usia sekolah dasar,” kata Chalid.
Menurut Chalid, dari 220 juta jiwa penduduk Indonesia, sekitar 98 persen di antaranya tidak siap menghadapi bencana. Tingkat kerentanan dan ketidaksiapan itu tidak terlepas dari peran negara yang tidak siap melindungi warganya.
”Anak-anak merupakan kelompok rentan dan kerap tidak diperhitungkan banyak pihak dalam penanganan bencana,” kata Chalid.
Tiga buku Bersahabat dengan Ancaman yang diluncurkan saat itu terbagi atas modul pengajaran untuk guru, serta dua buku lainnya memaparkan pengalaman masyarakat menghadapi situasi bencana di berbagai daerah.
Menurut Chalid, Walhi sebagai organisasi publik menempatkan perlindungan dan keselamatan sebagai hak asasi. Buku-buku yang diluncurkan tersebut sebagai upaya penguatan masyarakat, terlebih bagi anak-anak dalam menghadapi bencana.
”Selama tahun 2006-2007 terhitung sebanyak 480 kali bencana dan menelan korban sampai 10.000 jiwa. Sudah saatnya kesiapsiagaan ditingkatkan,” kata Chalid.
* Digunting dari Harian Kompas Edisi 2 April 2008
Wednesday, April 2, 2008
Diluncurkan, Buku 'Bersahabat dengan Ancaman'
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
:: Awal :: Kliping :: Esai :: Resensi :: Tips :: Tokoh :: Perpustakaan :: Penerbit :: Suplemen Khusus :: Buku Baru :: Undang-Undang ::
No comments:
Post a Comment