Wakil Presiden M. Jusuf Kalla menilai KH Idham Chalid sebagai politikus moderat dan santun. Karena itu, dia bisa diterima di segala era kepemimpinan. "Beliau ini politikus moderat, segala cuaca, selalu berada di tengah," kata Kalla saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku Napak Tilas Pengabdian Idham Chalid, Tanggung Jawab Politik NU dalam Sejarah, Kamis malam.
Meski bukan orang Jawa, Idham--yang kini terbaring sakit--pernah memimpin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) selama 28 tahun. Peraih gelar doctor honoris causa dari Universitas Al-Azhar, Mesir, ini pernah menjadi wakil perdana menteri pada era Soekarno, Menteri Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Sosial pada awal Orde Baru, serta mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat.
Menurut Kalla, sikap moderat akan selalu dilaksanakan oleh orang yang berpolitik secara santun. Hanya kesantunan itulah yang bisa menjaga kemoderatan. Dalam acara itu hadir Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Ketua DPR Agung Laksono, Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menteri Negara Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, serta sejumlah tokoh politik lainnya.
Sementara itu, Ketua Forum Indonesia Satu Arief Mudatsir Mandan menilai Idham adalah sosok ulama karismatis, berwawasan luas, tangguh, ramah dengan semua kalangan, dan memiliki kehati-hatian dalam bersikap.
Sebagai ketua tim penyunting, Arief mengumpulkan bahan penulisan buku itu antara lain dari catatan dan beberapa tulisan dari lokakarya Idham serta mewawancarai para sahabatnya.
* Digunting dari Harian Kompas Edisi 8 Maret 2008
Friday, March 7, 2008
Diluncurkan, Biografi Politisi "Tengah" Idham Chalid
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
:: Awal :: Kliping :: Esai :: Resensi :: Tips :: Tokoh :: Perpustakaan :: Penerbit :: Suplemen Khusus :: Buku Baru :: Undang-Undang ::
No comments:
Post a Comment