Sejumlah tempat penyimpanan naskah kuno di Sumatera Barat rusak karena gempa yang terjadi bulan Maret dan September 2007. Akibatnya, naskah kuno berusia ratusan tahun terancam musnah.
Di kompleks cagar budaya Surau Baru, Bintungan Tinggi, Kabupaten Padang Pariaman, puluhan naskah kuno terpaksa dikeluarkan dari lemari penyimpanan dan diletakkan di sebuah dipan yang tidak terpakai.
"Lemari rusak karena gempa. Sebagian besar bangunan juga sudah rusak terguncang gempa pada 6 Maret lalu. Kini kerusakan rumah yang menjadi tempat penyimpanan naskah kuno ini semakin diperparah karena gempa 12-13 September sehingga terpaksa naskah disimpan apa adanya," tutur Asril Ma’az, salah satu keturunan Syekh Abdul Rahman yang mendirikan Surau Baru.
Naskah kuno yang tersimpan di kompleks Surau Baru ini diperkirakan berusia 300-400 tahun. Sampul buku sebagian besar sudah hilang. Kertas naskah kuno ini juga sudah mulai sobek dan rapuh. Padahal, naskah ini berisi berbagai hal tentang ajaran Islam.
Kondisi serupa terjadi di Surau Lubuak Ipuh, Nagari Kurai Taji, Kecamatan Nan Sabaris, Padang Pariaman. Abdul Rosyid Tuanku Kadehi, tokoh agama setempat, mengatakan, gempa merusak rumah tempat penyimpanan kitab-kitab kuno. Rumah kayu itu jadi miring, lantainya pun terangkat. "Tempat ini diperkirakan sudah berusia sekitar 100 tahun. Naskah yang tersimpan di dalamnya berjumlah puluhan. Kalau disusun, tingginya sekitar satu meter," kata Abdul Rosyid.
* Digunting dari Harian Kompas 3 November 2007
Friday, November 2, 2007
Gempa Rusak Penyimpanan Naskah Kuno
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
:: Awal :: Kliping :: Esai :: Resensi :: Tips :: Tokoh :: Perpustakaan :: Penerbit :: Suplemen Khusus :: Buku Baru :: Undang-Undang ::
No comments:
Post a Comment