Thursday, April 26, 2007

Terbit Buku Flora Pegunungan Jawa Karya C C G J van Steenis

Indonesia negeri kaya keragaman hayati? Tak terbantahkan. Namun, siapa yang dengan cepat dapat menyebut judul buku tentang kekayaan alam itu, khususnya yang berbahasa Indonesia?

Sebelum berhasil mengingat lalu menyebutnya, Kamis (26/4), secara resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia meluncurkan buku Flora Pegunungan Jawa terjemahan Jenny A Kartawinata. Buku itu terjemahan utuh versi aslinya The Mountain Flora of Java (1972) karya ahli botani Belanda, C C G J van Steenis, yang meneliti flora di Pegunungan Jawa 1927-1949.

Sejak diterbitkan di Belanda tahun 1972, berarti butuh waktu 35 tahun hingga semakin banyak kalangan awam, mahasiswa, dosen, dan peneliti yang dapat menikmatinya dengan mudah dan lebih terjangkau, seperti saat ini.

Tak mudah menerbitkannya, karena perlu proses panjang, mulai dari mendapat izin dari penerbit pertama E J Brill, di Leiden, Belanda, hingga pengumpulan dananya. Bank Dunia dan UNESCO adalah lembaga donor utama.

Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI Dedy Darnaedi mengatakan, buku yang ia baca dengan susah semasa mahasiswa itu amat berharga juga bagi dosen dan ahli botani, hingga kini. Di dalamnya tercatat 456 spesies tumbuhan berbunga asli Jawa.

Seperti buku aslinya, buku terjemahan itu menampilkan foto-foto hitam putih dan lukisan cat air. Dua pelukis botani dari Bogor, pegawai Kebun Raya Bogor sebelum Perang Dunia II, sukses melukis obyek sesuai ukuran aslinya secara detail. Lukisan ini disertai keterangan detail obyek, dan taksonomi.

Gambar bunga kantong semar (Nepenthes) yang kini tengah digandrungi, misalnya, disebutkan istilah sundanya sorok raja mantri dan paku soro. Tanaman itu sebagai indikator perubahan iklim, karena habitatnya yang hanya ada di kawasan basah.

Buku ini diterjemahkan oleh Jenny, mantan Redaktur Pelaksana Majalah Femina. Sedangkan penelaah ilmiah, adalah mantan Kepala Herbarium Bogoriense LIPI Kuswata Kartawinata, pakar taksonomi dan etnobotani LIPI Elizabeth A Widjaja, dan pakar ekologi tumbuhan LIPI Tukirin Partomihardjo.

Tak banyak

Selain The Mountain Flora of Java, ada buku setema seperti Varenflora voor Java (1939) dan Flora for Java (1963-1968). Buku tersebut belum diterjemahkan.

Sedangkan karya peneliti botani LIPI, di antaranya Gulma di Persawahan (1980-an) dan Flora of Gede Pangrango (1992). Tentang buku Flora Pegunungan Jawa, jelas Dedy, baru sekitar 50-60 persen spesies tercakup dari jumlah totalnya di alam. Namun, pencapaian itu hingga kini belum tersaingi.

Di tengah minimnya buku botani yang berbobot, kehadiran buku ini bagai menemukan oase setelah 35 tahun berjalan dalam "kehausan".

(Digunting dari Kompas 27 April 2007)

No comments:

Post a Comment