Pada 23 April hingga 17 Mei 2009 di Museum Bank Mandiri, World Book Day 2009 dirayakan. World Book Day yang dirancang oleh UNESCO sebagai sebuah perayaan buku dan literasi yang mendunia, perayaannya telah dimulai pelaksanaannya di Indonesia tahun 2006 oleh Forum Indonesia Membaca.
Pada awalnya sebagai bagian dari perayaan Hari Saint George di wilayah Katalonia sejak abad pertengahan para pria memberikan mawar kepada kekasihnya. Namun sejak tahun 1923 para pedagang buku mempengaruhi tradisi ini untuk menghormati Miguel de Cervantes, seorang pengarang yang meninggal dunia pada tanggal 23 April sehingga sejak 1925 para perempuan memberikan sebuah buku sebagai pengganti mawar yang diterimanya. Pada masa itu lebih dari 400.000 buku terjual dan ditukarkan dengan 4 juta mawar.
Pada tahun 1995, Konferensi Umum UNESCO di Paris memutuskan tanggal 23 April sebagai World Book Day karena Festival Katalonia serta pada tanggal Shakespeare, Cervantes, Inca Garcilaso de la Vega dan Josep Pla meninggal dunia sedangkan Maurice Druon, Vladimir Nabokov, Manuel Mejía Vallejo and Halldór Laxness dilahirkan.
Walaupun pada kasus Shakespeare dan Cervantes ada sedikit perbedaan karena masing–masing meninggal dihitung dengan sistem kalender yang berbeda dimana pada masa itu Inggris masih mempergunakan sistem Kalender Julian sedangkan Katalonia mempergunakan sistem Kalender Gregorian.
Perayaan ini merupakan bentuk penghargaan dan kemitraan antara pengarang,penerbit, distributor, organisasi perbukuan serta komunitas–komunitas yang semuanya bekerja sama mempromosikan buku dan literasi sebagai bentuk pengayaan diri dan meningkatkan nilai–nilai sosial budaya kemanusiaan.
Secara umum, tujuan diselenggarakannya World Book Day sebagai sebuah world event adalah untuk menyemangati masyarakat, terutama kalangan anak–anak untuk mengeksplorasi manfaat dan kesenangan yang bisa didapat dari buku dan membaca.
Acara–acara yang mengangkat dunia literasi sudah diselenggarakan di Indonesia, diantaranya ada 'Hari Buku Nasional', 'Hari Kunjungan Perpustakaan' sampai berbagai pameran dan bazaar buku (book fair) di tingkat lokal maupun nasional.
Seiring dengan adanya globalisasi informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan, sudah saatnya kita melebarkan aktivitas kita dalam dunia perbukuan dengan ikut berpartisipasi melakukan perayaan buku berskala internasional agar lebih menggaungkan literasi di tengah masyarakat Indonesia.
Forum Indonesia Membaca (FIM), sebuah organisasi kemasyarakatan yang berkonsentrasi di aktivitas literasi, berupaya membuka ruang partisipasi seluas–luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca.
Setelah sukses mengadakan World Book Day sejak tahun 2006 dan banyaknya permintaan dari komunitas literasi, penerbit buku dan masyarakat umum maka di tahun 2009 Forum Indonesia Membaca, bergandengan tangan dengan lebih banyak komunitas dan mitra di banyak kota di Indonesia, kembali melaksanakan World Book Day menjadi sebuah tradisi festival yang tujuannya untuk merayakan buku dan literasi serta membuka partisipasi masyarakat sebesar–besarnya dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya buku dan membaca, serta mengapresiasi dunia perbukuan itu sendiri.
Meningkatnya animo masyarakat terhadap kegiatan World Book Day mendorong tumbuh kembangnya ide dan gagasan baru dalam pelaksanaan kegiatan. Bila di World Book Day 2006 hanya ada 3 (tiga) zona kegiatan yaitu Panggung utama, zona Anak dan Remaja serta zona Dewasa sedangkan sejak World Book Day 2007 dimulai tradisi wisata/tur literasi maka di World Book Day 2009 diharapkan adanya keterlibatan sekolah-sekolah, museum-museum, galeri-galeri, toko buku-toko buku maupun lokasi lainnya dalam memeriahkan World Book Day Indonesia.
* Diunduh dari blog ACHIE
Thursday, April 23, 2009
Merayakan World Book Day 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
:: Awal :: Kliping :: Esai :: Resensi :: Tips :: Tokoh :: Perpustakaan :: Penerbit :: Suplemen Khusus :: Buku Baru :: Undang-Undang ::
No comments:
Post a Comment