[IBOEKOE-JOGJA 23 April 2009] Indonesia Buku kembali meluncurkan buku terbaru, “Seratus Buku Sastra Indonesia yang Patut Dibaca Sebelum Dikuburkan”.
Peluncuran buku ini bertepatan dengan ulang tahun Indonesia Buku ke-3 yang jatuh pada hari ini (23/4) di Patehan Wetan 3, Yogyakarta.
Sebagai pembedah buku, hadir An Ismanto yang menjadi editor buku ini dan Tia Setiadi, kritikus sastra sekaligus esais muda
Selain dua pembicara, acara ini juga dihadiri para periset di Indonesia Buku juga para sastrawan-sastrawan muda Yogyakarta. Acara ulang tahun dan bedah buku ini juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi “Celana” karya Joko Pinurbo.
Dalam sambutannya, Muhidin M Dahlan, pimpinan Indonesia Buku ini mengatakan, “Indonesia Buku adalah lembaga riset independen tentang sejarah pers, dunia perbukuan, meliputi tokoh dan peristiwa.
Indonesia Buku juga mengusahakan terbentuknya jaringan perbukuan di Indonesia dan dunia.” “ Buku ini,” lanjut Muhidin, “mengikuti jejak buku-buku lain yang diterbitkan IBOEKOE dimaksudkan untuk tujuan referensial dan sengaja dicetak terbatas untuk memenuhi permintaan pembaca”.
Tia Setiadi memberi beberapa catatan dan kritik atas buku ini. Terutama sekali diikutkannya sekitar 10 buku yang bergenre seperti Cintapucino, cerita-cerita silat, novel Karmila, komik. “Mestinya ada buku sendiri untuk mengungkap fenomena itu.”
Tapi, Tia menganggap buku yang serupa taman bunga-bunga ini bisa menjadi rujukan bagi mereka yang ingin melihat secara perkembangan karya sastra kita. (Agung Dwi Hartanto)
Thursday, April 23, 2009
Diluncurkan, Buku “100 Buku Sastra Indonesia Yang Harus Dibaca Sebelum Dikuburkan”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
:: Awal :: Kliping :: Esai :: Resensi :: Tips :: Tokoh :: Perpustakaan :: Penerbit :: Suplemen Khusus :: Buku Baru :: Undang-Undang ::
No comments:
Post a Comment