Thursday, January 22, 2009

Bermasalah, Sampul Buku 'Laskar Pemimpi' Andrea

[Jogja, IBOE] Buku Laskar Pemimpi - Andrea Hirata, Pembacanya, dan Modernisasi Indonesia karya Nurhady Sirimorok adalah buku kritik sastra yang baik. Bahkan terbaik untuk tahun 2008. Kritik itu ditulis dengan detail dan peralatan ilmu pengetahuan yang memadai. Bagi para pemuja Laskar Pelangi, buku ini bisa jadi sebagai obat. Pahit, tapi menyembuhkan kita dalam kekaguman buta berjamaah. Buku tipis ini mengingatkan bahaya cara berpikir dalam Laskar Pelangi.

Tapi buku ini kini bermasalah. Bukan isinya, tapi sampulnya. Foto 10 anak kecil dengan baju yang warna-warni berjalan pada pematang adalah pangkal soalnya. Itu adalah foto karya Agha Permadi di Jakarta.

Tapi oleh pembuat sampulnya, Aan Zulianto, di Jogjakarta, tak meminta izin untuk memakai foto itu. Walau Aan sudah mencantumkan sumber foto itu di kulit sampul.

Kasus "kulo nuwun" alias "pakai-memakai" karya foto ini terkuak di forum fotografer.net ketika salah satu anggota milis mengupload sampul buku Laskar Pemimpi dan mengucap selamat kepada Agha pada 6 Januari 2009. Agha pun kaget. Dan bereaksi.

Mula-mula, salah satu anggota forum fotografet.net memberitahu via sur-el ke Inninawa, sebuah lembaga studi ihwal Sulawesi Selatan di Makassar. Lalu Inninawa memberitahukannya ke Insist sebagai penerbit buku.

Tapi Insist menolak sebagai pihak tertuduh atas kasus ini. "Kami itu korban," kata Eko Susanto. "Kami itu kan memesan sampul kepada juru grafis. Setelah jadi kami bayar," lanjutnya.

Aan, menurut editor Insist Press, Doddy, memberi 10 alternatif sampul saat itu. Tim editor kemudian yang memilihnya. "Dan malang sekali, sampul yang kami pilih itu kini bermasalah," kata Doddy.

Tuntutan Agha kepada Insist Press, menurut Eko dan Doddy, mencakup tiga hal. (1) Pihak penerbit meminta maaf kepada tiga media besar: Tempo, Kompas, dan Republika; (2) Memberi kompensasi berupa sejumlah uang; dan (3) Insist membuat kontrak kerja dan membayar royalti, menarik buku dari peredaran, serta mengganti sampul.

"Sudah kami tarik buku itu. Sudah kami kelpuasi sampul buku itu. Sudah semua kami lakukan. Bahkan kami juga ingin membayarnya satu juta. Tapi seandainya Agha tak mau, ya wesss," kata Doddy. (GUS MUH)

No comments:

Post a Comment