Thursday, April 10, 2008

Badak Jawa (akan) Dibukukan

Pemerintah Provinsi Banten berencana membuat buku pengetahuan tentang badak jawa (Rhinoceros sondaicus sondaicus), binatang langka yang hanya hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten. Lewat buku itu, pemerintah ingin menumbuhkan kepedulian terhadap populasi badak jawa di kalangan anak-anak.

"Buku itu harus dikemas dengan bahasa anak-anak," kata Wakil Gubernur Banten H M. Masduki ketika membuka kegiatan "Konservasi Badak Indonesia dalam Rangka Program Abad Badak" di Cilegon kemarin. "Kalau masyarakat dunia saja peduli dengan badak jawa yang tinggal 60 ekor, kenapa kita kurang peduli? Harusnya kita malu."

Buku itu akan dimasukkan sebagai muatan lokal dalam kurikulum sekolah dasar di Banten. "Saya percaya itu akan menambah pengetahuan bagi masyarakat serta mencintai badak yang menjadi simbol Banten," kata Masduki.

Project Executive WWF Indonesia Adhi Rachmat Heriyadi menilai gagasan itu amat baik. Selama ini masyarakat yang tinggal di sekitar Ujung Kulon menjadi ancaman bagi keberadaan hewan tersebut lantaran warga sering merambah hutan. "Masyarakat di sekitar taman nasional harus diberi pengertian sehingga badak bercula satu itu dapat hidup berdampingan dengan masyarakat," katanya.

Pada saat ini populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon diperkirakan cuma tersisa 60 ekor. "Jumlah ini relatif tak berubah sejak 1980," kata Adhi.

Indonesia adalah tempat tinggal dua dari lima spesies badak yang ada di dunia, yaitu badak jawa dan badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Kedua badak itu termasuk dalam kategori kritis pada daftar merah satwa terancam punah. "Kita memiliki populasi terbesar kedua badak tersebut sehingga memiliki tanggung jawab yang besar menjamin kelestarian kedua satwa itu," katanya.

Jumlah 60 ekor badak jawa dari 65 ekor badak yang hidup serta 185 ekor badak sumatera dari 275 ekor di dunia, menunjukkan Indonesia merupakan negara pemilik badak terbanyak. Populasi badak jawa yang ada terisolasi di Taman Nasional Ujung Kulon dan jumlahnya tertekan selama 25 tahun terakhir.

Adhi menambahkan, jika jumlah itu tak berkembang atau mengalami pengurangan sedikit demi sedikit, populasi ini akan berkurang setengahnya sebelum akhir abad ini. WWF khawatir atas perburuan liar, kerusakan, dan penyempitan habitat yang akan mengancam bagi kelangsungan hidup badak jawa dan badak sumatera. "Kami khawatir binatang langka itu punah," katanya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Adi Sumianto mengatakan pemerintah telah menggandeng para pakar untuk mempertahankan spesies langka itu. Selain melibatkan para ilmuwan, dia berjanji akan melibatkan pemerintah daerah setempat beserta masyarakat yang berada di sekitar taman nasional.

* Digunting dari Harian Koran Tempo Edisi 11 April 2008


1 comment:

  1. Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Teclado e Mouse, I hope you enjoy. The address is http://mouse-e-teclado.blogspot.com. A hug.

    ReplyDelete