Saturday, August 25, 2007

Buku Kearifan Warga Simeulue Diluncurkan

Buku yang menceritakan tentang kearifan lokal masyarakat Simeulue terhadap bahaya smong (baca: tsunami) Kamis (23/8) diluncurkan. Bupati Drs. H. Darmili dalam pidato singkatnya pada peluncuran perdana, di Hotel Aryaduta, Jakarta, menyebutkan buku itu ditulis Prof. Dr. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc, dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris dan Simeulue, berjudul The Smong Wafe From Simeulue Awakening And Changing atau gelombang smong/tsunami dari Simeulue yang menggugah dan mengubah. Idenya muncul saat penerimaan penghargaan di Bangkok, beberapa waktu lalu.

Tujuan Darmili, dapat menceritakan secara luas tentang tragedi alam maha dahsyat pada generasi Simeulue, berikutnya serta melestarikan kearifan lokal pada masyarakat dunia karena telah terbukti ampuh mencegah jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar.

Peristiwa gempa tsunami yang merenggut 200 ribu lebih nyawa masa itu, di Simeulue, berkat bantuan Allah melalui kearifan lokal masyarakat yang diingatkan secara turun temurun. Korban meninggal dunia kurang lebih, lima orang saja.

Peluncuran perdana buku yang bekulit dominasi warna merah itu, dihadiri umumnya oleh unsur Muspida Simeulue, di antaranya pimpinan anggota DPRK, Dandim, Letkol. Inf. Zulkifli GT, Kajari, Zulkifli Siregar, SH. Ketua PN, Djamaluddin SH, Dirop PDKS, Aliuahar T, S.P, Kepala Bank BSM Sinabang, Kurnia Lubis, salah seorang pengusaha ternama di Simeulue, Yusri Aleng, dan beberapa tokoh masyarakat Simeulue lainnya.

Sementara undangan di Jakarta yang hadir antara lain: Ketua Umum Partai Merdeka, Dr. Adi Sasono. Abdullah Syukur, Mewakili Menkopolhupkam. Anggota DPD RI, Adnan NS bersama Istri. Ketua Kabulog, Mustafa Abu Bakar dan sejumlah undangan lainnya.

Prof. Dr. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc, selaku penulis kepada Waspada sesaat usai acara peluncuran buku menyatakan, dia berkenan dan terdorong untuk menulis buku itu senilai AS $ 10.000 atau setara hampir Rp 1 M (Seluruh hadiah uang yang diperoleh Darmili dari UNISDR, plus uang hibah dari seorang negara Bulgaria yang mewakili negaranya juga memperoleh penghargaan masa itu AS $ 5.000). Alasannya, ternyata kearifan lokal lebih ampuh mencegah korban jiwa daripada sebuah hasil tekhnologi canggih.

Waktu untuk merampungkan penulisan buku itu oleh Abdullah Sanny, kurang lebih satu setengah tahun. Di pihak lain seorang protokoler Pemkab Simeulue, Joni Rijal, AP, menyebutkan, buku yang diluncurkan Kamis malam itu saat ini sudah dapat diperoleh di toko-toko buku resmi senilai Rp70.000/buah.

*Diunduh dari situs Harian Waspada Medan Edisi Sabtu, 25 Agustus 2007 03:00 WIB

1 comment: