Saturday, July 14, 2007

Dari Taman Bacaan ke Kios Buku

Kehadiran taman bacaan dan perpustakaan semakin dirasakan penting seiring dengan upaya peningkatan literasi masyarakat. Untuk itu, pemerintah berupaya fokus memberdayakan taman bacaan masyarakat. Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional Ace Suryadi, Rabu (11/7), mengatakan, peningkatan budaya baca menjadi program prioritas, terutama untuk bidang pendidikan nonformal.

Dia menyatakan sedang diupayakan agar pemberdayaan taman bacaan masyarakat menjadi kegiatan yang lebih sistematis. Upaya yang diprogramkan antara lain peningkatan kebutuhan masyarakat akan buku.

"Untuk itu, masyarakat harus dibuat agar merasa membutuhkan pengetahuan dan mencarinya lewat bacaan. Salah satunya, dengan penataan program kecakapan hidup," ujarnya. Hal lain yang perlu ditata ialah distribusi serta penyediaan buku bacaan dan pembaruan koleksi di taman bacaan.

Keinginan meningkatkan minat baca itu, antara lain, terlihat dari peningkatan anggaran beberapa tahun belakangan ini.

Menurut Ace Suryadi, tahun 2005 anggaran peningkatan budaya baca untuk pendidikan nonformal Rp 8,5 miliar. Angka itu meningkat tahun 2006 menjadi Rp 40 miliar dan tahun 2007 meningkat hingga Rp 90 miliar. Anggaran itu 60 persen berupa block grant yang akan disalurkan ke pemerintah daerah lewat pemerintah provinsi dan berdasarkan proposal.

"Untuk tahun ini, pemerintah akan menyubsidi taman bacaan masyarakat. Setidaknya, terdapat sekitar 6.000 taman bacaan yang berjejaring dengan Departemen Pendidikan Nasional," ujarnya.

Subsidi dan kios

Subsidi itu berupa block grant antara Rp 5 juta dan Rp 40 juta, untuk penyegaran koleksi buku taman bacaan ataupun pembentukan taman bacaan baru.

Bidang pendidikan luar sekolah Departemen Pendidikan Nasional malahan menginginkan nantinya taman bacaan masyarakat tidak cuma menyimpan dan meminjamkan buku, melainkan juga membuka kios buku murah.

Harapannya, dengan pemberdayaan itu, taman bacaan masyarakat tidak lagi sekadar menjadi tempat menumpuk buku, tetapi aktivitasnya hidup dan digemari masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Karawang Dadang S Muchtar mengatakan, peningkatan budaya baca sebagai bagian dari pendidikan masih jadi tanggung jawab pemerintah daerah.

"Selaku pemerintah daerah, kami punya komitmen moral untuk meningkatkan pendidikan, termasuk budaya baca. Tugas bupati, ya, memotivasi," kata Dadang.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mewajibkan para murid membeli buku teks pelajaran di toko buku. Penjualan buku tidak dapat melalui sekolah.

Dadang melihat dengan mendorong anak mencari buku di toko buku, anak lalu mengamati buku lain dan tertarik membacanya.

Daerah itu juga memperoleh bantuan peningkatan budaya baca dari pemerintah pusat dan provinsi. Di Karawang terdapat 55 taman bacaan masyarakat di 30 kecamatan.

*Digunting dari Harian Kompas Edisi Kamis, 12 Juli 2007.



No comments:

Post a Comment