Bumi Indonesia ibaratnya pedang bermata dua. Di satu sisi berisi materi yang dapat membawa kekayaan berlimpah, tetapi juga dapat membawa musibah. Untuk mengelola bumi tersebut, peran ilmu terkait kebumian seperti geologi sangat penting. Salah satu tokoh setia dalam menggeluti ilmu tersebut ialah John Ario Katili yang meluncurkan biografinya, Rabu (25/7) malam.
Peluncuran buku biografi JA Katili, Harta Bumi Indonesia, tersebut dihadiri sejumlah tokoh, antara lain Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar.
JA Katili diangkat sebagai guru besar geologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1961. Dia juga sempat berkarier sebagai Direktur Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi. Katili pernah menjabat sebagai Presiden Pertama Asosiasi Perhimpunan Ahli-ahli Geologi Asia Tenggara.
Kariernya di bidang politik antara lain menjadi Wakil Ketua MPR/DPR (1992-1997) serta Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Federasi Rusia, Kazakhstan, Turkmenistan, dan Mongolia (1999-2003).
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan, JA Katili merupakan seorang saintis, birokrat, dan politisi sekaligus. Meski demikian JA Katili tidak pernah meninggalkan bidang kepakarannya.
Bumi Indonesia, dalam pandangan Jusuf Kalla, mempunyai dua sisi, yakni manfaat dan musibah, sehingga peran geologi sangat penting.
"Tiga tahun terakhir seakan bumi kita hanya membawa musibah melulu yang kemudian menimbulkan berbagai tanda tanya. Hanya saintis yang dapat menjelaskan, termasuk juga soal gempa, tsunami, dan belakangan kejadian luapan lumpur di Sidoarjo," ujarnya.
Di sisi lain, sejak lama bumi Indonesia dikenal dengan kekayaannya, seperti kekayaan mineral tambang. Sebetulnya berbagai kesulitan kita seharusnya dapat diatasi dengan menggunakan kekayaan luar biasa itu. Di dunia, misalnya, sedikit sekali negara yang mempunyai tiga jenis mineral strategis, yakni tembaga, nikel, dan bauksit sekaligus seperti di Indonesia.
"Mungkin kita kalah di bidang manufaktur dan jasa, tetapi kita memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Untuk mengelolanya, kita membutuhkan keahlian. Sekarang masih kita serahkan kepada orang asing untuk pengelolaannya. Kita butuh banyak geolog muda yang mau mengelola sumber daya alam kita. Biografi ini akan memberikan petikan pengalaman dan pencerahan bagaimana agar kekayaan alam itu dapat bermanfaat bagi kita," ujarnya.
Amanda Katili, putri pertama JA Katili, menambahkan, buku itu sekaligus untuk memberikan referensi tentang dinamika bumi, sumber daya alam, dan termasuk di dalamnya pelestarian lingkungan hidup. "Buku untuk memberikan gambaran bagaimana seorang saintis terbentuk," ujarnya.
Amanda, yang juga merupakan anggota Staf Khusus Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, berharap dengan terbitnya buku itu semakin banyak yang memerhatikan dinamika bumi dan kelestarian lingkungan hidup.
* DIgunting dari Harian Kompas Edisi Jumat 27 Juli 2007
Friday, July 27, 2007
Biografi JA Katili Terbit
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
:: Awal :: Kliping :: Esai :: Resensi :: Tips :: Tokoh :: Perpustakaan :: Penerbit :: Suplemen Khusus :: Buku Baru :: Undang-Undang ::
No comments:
Post a Comment