Tokoh masyarakat Bima bermaksud menghidupkan kembali penggunaan aksara Bima dalam bahasa tradisional Bima, Nggahi Mbojo. Sang tokoh, Siti Maryam Rachmad, 80 tahun, bermaksud mengusulkan rencana itu kepada pemerintah.
Siti adalah putri Sultan Salahudin Bima, bekas Sultan Bima. Siti mengatakan rencana itu telah dibahasnya dengan ahli bahasa Bugis asal Belanda, Dr Nurden, yang menemuinya di Mataram pada 1990. Sang ahli, menurut Siti, menemukan aksara tersebut pada sebuah buku karangan peneliti Belanda bernama Solenger.
Siti mengatakan aksara itu sedang ditata kembali agar dapat dipergunakan dalam bahasa Bima. "Literaturnya sudah saya simpan di Museum Samparaja di Kota Bima," katanya kepada Tempo seusai acara peringatan kemerdekaan Indonesia di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat lalu.
Aksara Bima menghilang dari penggunaan sehari-hari masyarakat setelah dikenalnya huruf Arab pada zaman penyebaran Islam di Bima. Bentuknya seperti aksara Makassar, tapi tidak sama. Jumlahnya lebih dari 20 huruf. Namun, menurut Siti, masih ada empat huruf pengganti X, Y, dan Z yang belum ditemukan.
*Digunting dari Harian Koran Tempo Edisi Senin 20 Agustus 2007
Monday, August 20, 2007
Kembalinya Aksara Bima
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
:: Awal :: Kliping :: Esai :: Resensi :: Tips :: Tokoh :: Perpustakaan :: Penerbit :: Suplemen Khusus :: Buku Baru :: Undang-Undang ::
Kalau perlu bantuan membuat font aksara Bima sehingga bisa ditulis dengan komputer hubungi saya di wulansoft@gmail.com
ReplyDelete